Friday, May 18, 2012

Hujan Turun

Hari ini hujan membasuh tanah yang kehausan di Ibukota Kalimantan Timur.
Menggenangi setiap sudut kotanya.
Bahkan kaca jendelaku pun terkena rintik-rintik hujan.
Sungguh tanpa celah,
dan tanpa sisa.
Dan yang membuat jelang siang kini semakin indah adalah,
wewangian bunga berterbaran kemana-mana.
Hhmm... kurasa lebih wangi daripada yang kemarin setelah bermandikan hujan.
Dan anak-anak polos yang bermain becek-becekkan di perumahan.
Tersenyum dan tertawa bersama teman-teman mereka tanpa peduli mereka sakit karena bermain di air yang kotor.
Tetangga-tetanggaku mulai sliweran keluar untuk mengambil jemuran mereka.
Hihihi.... kulihat penampilan mereka. Dengan poni digulung, wajah maskeran bengkoang, dan daster yang sedikit bolong-bolong. Bukannya mengolok, tapi mereka adalah Ibu Rumah Tangga Sejati!
Dan bagaimana dengan ceritaku jelang siang ini?
Seperti biasa disaat hujan aku menyeruput hot chocolate agar badan terasa hangat.
Dan....
mengingat kejadian yang selalu membangkitkan rasa menyesal.
Menolak orang yang aku cintai.
"What...?? Lo bodoh banget, Rah...!!
Lo udah 5 tahun nunggu dia, dan akhirnya dia susah payah dateng ke rumah lo cuma buat nembak lo!!
Pas lagi hujan lagi!! 
Lo nggak ngehargai dia apa?? Lo gak punya perasaan apa..???"
Oke... saya mempersilakan kalian berkata begitu.
Saya nunggu dia udah sejak SD, sampe SMP sekarang lhooo. 1 hari sebelum dia pindah ke Jawa.
"Rah....!"
langsung saja aku keluar.
Kamu. Ya. Dengan sepeda kecil mu, kamu bertanya," Kamu mau nggak, menjadi cinta terakhirku di kota terakhirku ini...?"
Oh My God. Aku bingung. Ya atau Tidak.
"Kamu terlambat, ----- !!! Kenapa nggak dari dulu sih?"
"Aku malu, Rah!!!"
"Aku nggak bisa nerima kamu sekarang! Apa coba yang bisa kita lakukan hari ini? SMS-an? Terlalu!"
"Rah..... kalo kamu juga suka..."
"Udah pulang....!! Ortumu ngga nyari kamu apa? Kita ini masih kecil! Walau kita sama-sama suka, ga bisa kayak gini!"
langsung saja kututup pintu rumah. Huft, untung saja saat itu orang tuaku pergi dan aku tinggal sendiri dengan adikku. Hihihi. Aman. :p
Dan semenit kemudian kulihat jendela, dia memanggil-manggil namaku disertai kalimat,"Apapun yang terjadi, I LOVE YOU!!!"
Norak. Kampungan.
Apa kata tetanggaku nanti setelah mendengarnya berkata begitu di depan rumahku?!?
Heh. Untung saja dia langsung melaju pergi dengan sepedanya. Sebelum tetanggaku keluar hanya untuk memastikan siapa yang berteriak siang bolong sekarang.
Aku menolak MU.... karena aku nggak mau cinta kilat! Pacaran sehari.... galau berminggu-minggu.
Aku nggak mau melihat orang yang kusayang pergi begitu saja....
dan menyisakan luka yang susah untuk dihilangkan.
Aku nggak ingin mengorbankan perasaanku sendiri untuk orang yang aku cinta.
Karena terlalu cinta juga nggak baik.
Kita nggak akan tau, kapan dia pergi, dan kapan dia tetap disamping kita....
Tapi intinya, cinta bagai angin sepoi di sore hari; tak bisa kau lihat dan kau pegang, namun dapat kau rasakan.

No comments:

Post your lovely comments!

Your lovely comment makes me happy...!!